Tuesday, August 19, 2008

STPDN 50 INU KENCANA 50


Dari judul diatas pasti anda semua paham apa yang saya maksudkan, sungguh sedih rasanya hati ini melihat perkembangan beberapa Tahun ini tentang kampus tercinta,lelah dan letih sudah mulut ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kebobrokan kampus yang diberitakan di semua stasiun Televisi dan Inu Kencana, mungkin anda sekalian meanggap saya membela STPDN karena saya adalah alumni sana, tapi tidak..sekali lagi saya katakan tidak, apa yang saya katakan adalah kenyataan dan realita apa yang saya alami di dalam kampus sana…
STPDN bukanlah kampus yang penuh orang jahat, penuh orang yang suka membunuh dan penuh dengan orang yang suka kekerasan, pemberitaan media menggambarkan seolah2 disana kehidupan sehari-harinya adalah kekerasan, sampai seorang kenalan yang juga penulis WO AI NI ALLAH bertanya kenapa kuliah disana??kan penuh dengan orang jahat..dengan sabar dan ikhlas mulut ini kembali menjawab, tapi Saya hanya bisa menjawab pertanyaan dan yang menentukan opini adalah anda-anda semua apakah telan bulat-bulat pemberitaan-pemberitaan media ataukah masih berpikir dan menelaah apa yang terjadi disana.
Bagi saya pribadi mengapa harus kita membela sesuatu yang salah, mengapa saya harus susah payah menjawab kepada orang lain, itu karena saya ada tanggung jawab moral terhadap almamater, bukan sekedar tanggung jawab tapi tanggung jawab yang beralasan karena apa yang terjadi disana tidak sepenuhnya benar seperti pemberitaan media massa..Taukah anda disana terdapat Dompet Peduli Umat (DPU) dimana kegiatannya penuh dengan moral keagamaan, dimana salah satu kegiatannya adalah memberikan beasiswa kepada anak-anak jalanan sehingga bisa tetap sekolah, anak-anak yang sering mengamen di seputaran Bandung dan sekitarnya dijadikan adik asuh agar dia bersekolah,memang jumlahnya tidak bisa merangkul semua tapi minimal masih ada usaha dan keprihatinan dari manusia-manusia yang menuntut ilmu di STPDN, dan sumber dana nya adalah sumbangan dari praja setiap bulan. Dalam beberapa kesempatan juga STPDN mampu unjuk gigi dalam lomba-lomba keagamaan mengalahkan kampus-kampus yang notabene berbasis agama di wilayah Jawa barat, dalam Pekan Olahraga Mahasiswa juga berapa kali STPDN mampu mendulang emas dan masih banyak prestasi-prestasi yang telah dihasilkan anak-anak STPDN
Dan ada satu pertanyaan dari saya bagi anda-anda semua, apakah anda mau membela yang anda tahu itu salah dan selama menjalani pendidikan disana anda merasa sangat menderita fisik dan mental?? Kalau saya yang menjawab maka jawabannya adalah TIDAK.. tapi apabila anda hidup disana dengan senang dan damai sesekali diselinggi petualangan dan sedikit hukuman saya yakin anda pasti punya beban moral untuk mengatakan yang sebenarnya..yang pasti ikuti aturan yang telah ditetapkan lembaga maka anda akan menikmati kehidupan yang sebenarnya.
Saya sendiri khawatir jangan-jangan desas desus yang sering berkembang dikampus adalah apabila ingin menghancurkan Indonesia maka hancurkan dulu STPDN benar adanya, karena disana semua dari seluruh pelosok negeri ditanamkan wawasan nasionalis dan wawasan kebangsaan STPDN adalah Indonesia mini yang membuat kita bisa mengenal daerah dan karakter masyarakat dari seluruh penjuru nusantara..
Jujur saja hati ini menjadi sedih dan kasihan, bukan hanya kepada alumni dan para praja di kampus sana tetapi juga kepada keluarga-keluarganya yang menanggung beban berat ini, suatu ketika saya menonton TV dan melihat wawancara inu kencana, dia berkata ini semua saya lakukan karena Nurani seorang Dosen yang kasihan dan sayang dengan siswannya,saya pikir itu hanyalah omong kosong, karena yang menjadi korban dan menanggung beban berat adalah para alumni dan mahasiswanya serta keluarga, jadi dimana rasa kasih sayang itu??rasa kasihan itu??karena kalau memang ingin perubahan maka yang mesti ditekankan adalah pola pengawasannnya.
INU KENCANA mungkin sekarang dianggap sebagai pahlawan oleh sebagian masyarakat kita, keberaniannya tanpa batas dan patut diacungi jempol,dan saya pun akan mengangkat topi kalau emang niat nya dari lubuk hati yang paling dalam untuk kemajuan dan perubahan,malah sempat terdengar dia akan maju dalam PILPRES 2009.. tapi dengan melihat kenyataan yang ada selama saya dikampus saya tidak akan melakukan hal itu..bagaimana mungkin saya menggangkat topi sama dosen yang mewajibkan siswanya untuk mengikuti yang dia namakan RENUNGAN(renungan akan sangat bagus apabila dilakukan dengan ikhlas tapi kalau sudah menyangkut pengurangan nilai karena kehadiran maka itu sudah menyimpang dari tujuan)…renungan yang dilakukan pada malam hari di Rumahnya atau tempat2 lainnya,padahal itu tidak menyangkut Bidang Studi, dan yang lebih tragisnya lagi apabila kita tidak mengikuti maka nilai kita akan dia kurangi,tidak perduli nilai akademis kita bagus, Memang kalau kita melihatnya beliau adalah orang yang lucu tapi saya berharap dengan kelucuan tidak mengaburkan fakta yang sebenarnya.
STPDN memang ada yang salah, terutama menyangkut pengawasan dan penegakkan aturan dan itu semua butuh dukungan untuk perubahan bukan caci maki, karena saya yakin disana masih banyak putra-putri bangsa yang bisa mengharumkan dan memberikan cahaya ditengah kegelapan negeri ini…..

2 comments:

Unknown said...

wuah menag bener karena banyaknya pemberitaa yang bersifat sepihak beberapa tahun kemarin yah memang buat nama stpdn dpt citra yang kurang baik..tapi aku se setuju dengan mu di, gak semuanya jelek yang ada di ipdn, toh banyak jiga lulusan2 ipdan menjadi yang terbaik di bidangnnya,,,

mungkin kemarin lagi ada ujian aja hehehh...
hihihi adi tulisannya bgus loh,,,aku uda baca...

adiarshavin said...

trims ya, masih amatiran kok hehe cuma buat curahan isi hati aja..
iya semakin bagus manusia maka semakin berat ujiannya hehe