Sunday, August 24, 2008

HUTANKU MENANGIS

Tersenyum riang saat kukembali…
Bayangan bahagia kan memelukku..
Hutanku…kumerindukanmu…
Hangat pelukmu masih membara dilubuk hati…
Usapan lembut tanganmu tlah membawaku jauh…jauh menggapai mimpiku…
Curahan kasih sayangmu tlah membawa ku terbang…terbang kepelosok negeri…
Kini kutlah kembali kepangkuanmu…tuk membalas jasamu…

Tapi mengapa???
Mengapa kau tak mau memelukku lagi….
Mengapa kau menjauh…apa yang membuatmu malu…
Banjir yang melandakah??…ataukah asap menahun yang kauhasilkan??…
Jangan…janganlah kau malu…datanglah untuk memelukku..
Aku tau kau menangis…aku tau kau bersedih …aku tau kau tak berdaya…
Hati ini pun merintih melihatmu...menangis...bersedih…
Sedih akan pengorbananmu yang sia-sia…
Sedih melihat anak-anakmu menjerit kelaparan…
Sedih melihat petani penuh lumpur menempuh perjalanan…
Dulu… pengorbananmu tlah membawaku kenegeri serambi mekah…
Dulu… anak-anak bermain riang gembira dipangkuanmu…
Tapi kini…pengorbananmu dibalas bencana…
Kakimu tak sanggup lagi menahan curahan air langit…
Sedangkan diseberang sana mereka tertawa…
Mereka bergelimang harta…mereka dikelilingi wanita…
Tapi tak pernah ada kata puas… bencana bukanlah penghalang…
Ini bukan tanah kami…ini bukan negeri kami teriaknya…

Tapi janganlah kau menangis lagi sayang…
Kepalan tangan dan bulatan tekad tlah kuikrarkan…
Takkan kubiarkan mereka menari diatas kebodohan …
Takkan kubiarkan mereka terbahak dengan harta rampasan…
Kecuali negeri ini…tanah ini…anak-anak ini…bisa tersenyum bersama..
Menyongsong masa depan yang lebih cerah…
Agar pengorbananmu tak sia-sia…

No comments: