Sunday, January 4, 2009

FATAMORGANA...

Aaakkhh...suara ribut apa lagi ini?!?! baru 10 menit rasanya mata ini bisa terlelap setelah semalaman begadang mengejar deadline masa libur kuliah yang sudah hampir berakhir, padahal tugas belum kelar-kelar juga, emang inilah jeleknya selalu melalaikan tugas sehingga mendekati akhir selalu kalang kabut.

Kulihat jam masih menunjukan pukul enam, dengan sedikit kesal aku bangkit mencari tahu sumber keributan itu, bah... rupanya itu suara keponakan ku yang sedang bermanja-manja sama kakeknya, memang ciri khas anak kecil selalu senang bikin keributan dan keonaran tetapi tetap menggemaskan. Tiba-tiba pandanganku terhenti pada sosok bersahaja yang selama ini sangat kubanggakan, yah ada sesuatu yang beda pada diri ayah pagi ini, tampilan nya sangat rapi dengan mengenakan stelan jas lengkap, , beliau tersenyum melihatku..sisa-sisa ketampanan masa muda masih tergores diraut wajahnya yang mulai menua. Jas merupakan pakaian yang awam kutemukan dalam diri ayah, seingatku baru tiga kali aku melihat ayah mengenakan stelan jas lengkap yang makin menambah wibawanya, pertama kulihat di foto hitam putih ukuran 10 R saat beliau berusia muda, foto yang menurutku mirip sekali sama Adam Jordan, kedua kusaksikan ayah mengenakan stelan jas lengkap saat menghadiri Pengukuhan Pamong Praja Muda STPDN, dan yang ketiga adalah pagi ini sehingga menimbulkan keheranan dalam diriku, pasti ada acara penting pikirku..

Berapa saat kemudian kulihat ibu keluar kamar dengan mengenakan pakaian rapi lengkap dengan kerudungnya seraya tersenyum kepadaku ,ayah mungkin mengerti apa yang kupikirkan melihat diriku yang masih diam memperhatikan. “hari ini ada acara penting , Bapak sama Ibu diundang dalam perjamuan dan silaturahmi para pembesar daerah ini, kalau mau ikut ayo” kata Ayah. Wah... pantas aja mereka berpenampilan seperti ini rupanya memang ada acara penting, penting bagi rakyat biasa disini karena dengar-dengar kesempatan untuk ketemu pembesar daerah memang sangat langka, kaum ini bagaikan raja-raja kecil yang mempunyai bidang kekuasaan masing-masing dan selalu menjaga jarak atau bahasa gaul nya JAIM terhadap rakyat biasa. Lama kutinggal pergi memang banyak sekali menurutku perubahan-perubahan yang terjadi dikampungku tercinta ini, dan aku masih ngga ngerti kenapa hal ini terjadi.

Rasa penasaran yang begitu besar terhadap rupa-rupa para pembesar dan seperti apa acara itu menguatkan aku mengalahkan rasa kantuk yang mendera, aku bergegas merapikan diri dan bersiap-siap untuk ikut pergi ke acara itu. Tepat pukul tujuh kami bertiga pun berangkat ketempat pertemuan yang telah disiapkan untuk acara yang menurut masyarakat sangat spesial dan langka ini, sesampainya ditempat acara sekali lagi aku terkesima rupanya antusias masyarakat begitu besar untuk hadir pada acara ini, lapangan sepakbola yang disetting sebagian rupa untuk acara ini hampir setengahnya telah terisi, hebatnya lagi mereka rela berdiri dengan udara yang sumpek dibelakang deretan kursi bagi masyarakat yang menerima undangan khusus dari pembesar negeri, antusias mereka seperti mengalahkan artis dangdut yang datang kekampung ini, mungkin masyarakat tidak mau melewatkan kesempatan bertatapan langsung dengan para pembesar daerah ini.

Aku pun kemudian berpisah dengan orang tua karena tidak ada undangan dan segera mencari tempat yang agak nyaman sambil memperhatikan sekeliling, disudut barat kulihat berjejer meja-meja yang diatasnya terdapat ratusan kotak konsumsi, tepat didepan tiang gawang sudah berdiri panggung kehormatan rendah tempat para raja-raja kecil itu, dan didepan kirinya sudah siap podium lengkap. Sambil menelusuri sisi lapangan bola ini kerinduan tiba-tiba datang dalam jiwa ini melihat hamparan rumput hijau menguning, disinilah aku sering jatuh bangun mengejar bola, disinilah tempat fisik ku ditempa demi menggapai mimpi tuk menjadi pemain bola hebat, disini juga lah masa-masa bahagia bersama teman-teman yang penuh dengan canda tawa dan keriangan remaja. Tapi melihat keadaan lapangan bola ini sekarang rasa sedih dan gundah menyesakkan jiwa ku, lapangan yang dulu hijau dipenuhi anak-anak dan remaja untuk berolahraga sudah tak terawat lagi, dan kudengar sekarang malah sering dijadikan tempat konser musik dan tempat kampanye, anak-anak muda sekarang lebih senang nongkrong dipinggir jalan dengan kuda besinya daripada berolahraga. Hal ini semakin menambah kesedihanku yang selama liburan ini mencoba mengamati tentang perkembangan kampung yang terasa semakin aneh .

Tiba-tiba lamunan ku dibuyarkan suara mic yang mengatakan rombongan para pembesar telah datang dan menempati tempat duduknya masing-masing, suasana menjadi hening dan aku pun bergegas lebih mendekat untuk memuaskan rasa penasaran ku terhadap potret-potret para pembesar yang kudengar selama ini begitu istimewa dan eksklusif serta membawa perubahan yang menurutku perubahan aneh karena situasi nya sekarang lebih kearah jaman tradisional, dan lebih aneh nya lagi masyarakat menikmati dengan semua ini.

Tidak berapa lama kemudian tampak salah seorang pembesar berjalan menuju podium, “itu Ketua Dewan” celetuk orang yang berdiri tepat disampingku, kuperhatikan wajahnya begitu berbinar dan kagum memandang kearah orang yang sedang berjalan itu, “tidak sia-sia aku datang dari jam 5 pagi tapi akhirnya bisa melihat langsung bapak SINOR” katanya lagi. Mendengar kata bapak SINOR aku kaget, kaget karena aku mengenal orang ini, tak kuhiraukan lagi orang disamping dan bergegas untuk lebih mendekat kearah podium, setelah berada ditempat yang pas kulihat secara seksama kearah orang itu, dan benar saja kata orang itu sosok dipodium yang lagi berbicara itu memanglah SINOR. Astaga.....bagaimana mungkin pikirku, orang yang dulunya gemar sabung ayam, hobby mabuk, suka judi dan terkenal tidak punya otak bisa-bisanya berdiri dipodium dengan menyandang status Ketua Dewan yang terhormat?? Dan hebatnya lagi masyarakat begitu kagum dengan sosoknya, begitu besar kah perubahan dirinya. Sejuta pertanyaan berkecamuk dalam diriku, kucoba lagi melihat kearah deretan pembesar yang duduk dipodium kehormatan, mataku pun langsung tertumpuk pada sosok pria yang duduk paling kiri, alangkah kaget nya aku demi melihat bahwa itu DERAJAT bin JAJAT, teman main bola yang terkenal emosional dan hobby berantem, setiap maen bola bagi nya seperti arena tinju, dan kabar terakhir yang kudengar dulu dia diskorsing seumur hidup tidak boleh terlibat dalam dunia sepakbola karena memukul wasit dan pemain lawan, dan sekarang dia ada ditengah-tengah para pembesar ini. Belum habis rasa kaget kerena dua sosok ini tiba-tiba seorang wanita gemuk dari deretan para pembesar itu melambaikan tangannya kearahku, aku belum yakin..kutoleh kiri kanan dan belakang semua pada fokus terhadap SINOR dipodium, setelah yakin lambaian tangan itu ditujukan untuk diriku kucoba untuk membuka memori ingatanku terhadap wanita gemuk itu, WOOoW..baru ku ingat wanita itu adalah SHELLY MONROE, mantan penjaga loket salah satu perusahan transportasi dikampungku, dan pernah juga menjadi penjaga bola bilyard, HEBAT... kata ku lirih memikirkan perubahan nasib mereka yang begitu fenomenal.
Kurasa sudah cukup apa yang kulihat ini bisa menjawab rasa penasaranku terhadap potret pembesar yang kudengar begitu eksklusif ini, tepat saat kuhendak membalikkan badan bergegas keluar dari kerumunan yang terasa semakin sumpek ini kulihat seorang yang sangat kukenal berjalan kearah podium, rupanya dari tadi luput dari pengawasanku, tak ada lagi kata yang bisa kuucapkan melihat dia merupakan salah satu pembesar daerah ini, ya.. dia ABOT NANDES teman sekelas waktu SMP, satu-satunya orang yang berani mabuk minuman keras dalam ruangan kelas, salah seorang yang hoby berantem, suka ganti-ganti perempuan, terakhir yang kutau isteri sudah 2 entah diceraikan atau belum.
Melihat perkembangan hidup empat orang ini aku jadi berpikir, memang manusia bisa berubah menjadi lebih baik tapi dalam kasus perkembangan-perkembangan aneh yang terjadi ditanah tercinta ini aku kurang yakin orang-orang ini berubah total dan berkembang menjadi lebih baik, bisa saja kekuasaan yang mereka dapatkan dipergunakan untuk kepentingan dan kepuasan pribadi yang mungkin sifatnya juga aneh..
Yah daripada pusing memikirkan mereka kuputuskan untuk pulang meneruskan tidurku yang tertunda, apalagi mata semakin susah diajak kompromi, dan tugas-tugas kuliah pun belum selesai. Sambil jalan mataku tiba-tiba tertuju pada seorang yang sedang mendorong gerobak pentol, astaga...terpana kumemandangnya, itu kan ALFIAN orang yang dulu nya aktif dalam berbagai organisasi, entah OSIS, Pramuka,Palang merah Remaja, Karya Tulis Ilmiah, dan salah satu siswa yang berotak encer dan sekarang bekerja keras membanting tulang demi sesuap nasi dengan berjualan pentol. “Itulah hidup” tiba-tiba ada suara dibelakangku, aku pun segera menoleh , kulihat senyum khas nya tidak berubah,“EFAN...., yah tanpa diduga aku kembali bertemu dengan sahabat baik ku, aku pun langsung merangkulnya, bertahun-tahun kami tak pernah lagi bertemu. Tapi melihat sosok dirinya sekarang aku lumayan kaget juga, dulu orang yang kukenal begitu tampan dan bersih dengan wajah montoknya sekarang berubah manjadi seorang yang kurus dan wajahnya seakan menanggung beban hidup yang maha berat. Seakan bisa membaca pikiranku dia berkata “aku hanyalah seorang pengangguran, dulu sempat merintis usaha sendiri tapi hancur gara-gara kena tipu rekan bisnis, hidup selalu dikejar penagih hutang dan sekarang istriku minta cerai”, bagaimana mungkin pikirku orang yang dulu selalu juara kelas dan tak pernah ku bisa mengalahkan nya serta pandai main musik sekarang hidupnya penuh dengan cobaan ...Tiba-tiba entah darimana datangnya seakan ada benda berat menghantam kepalaku, aku jadi limbung dan jatuh tak sadarkan diri..samar-samar terdengar suara anak-anak kecil dan berapa saat kemudian kembali terasa ada benda berat menindihku, aku kaget dan tersentak ,coba ku kuasai keadaan, memegang kepalaku yang terasa pening, dan setelah kesadaranku kembali penuh kutemukan diriku berada di atas kasur dengan dua orang keponakanku menindih tubuhku...ASTAGA ...rupanya Hanya Mimpi....

Friday, January 2, 2009

PEMENANG

SEORANG PEMENANG TAK AKAN BERHENTI BERJUANG...
TAK PERDULI BERAPA KALI DIA JATUH YANG PENTING KEINGINAN UNTUK KEMBALI BANGKIT DAN KEMBALI MENCOBA..
seandainya aku punya tekad kaya begini ya...

REFLEKSI DIRI

Liburan tiga minggu terasa lama berlalu, tapi jujur kukatakan liburan kali ini terasa istemewa karena bisa merasakan dua tahun baru bersama keluarga dan teman-teman, cukuplah untuk menghibur perasaan hati yang beberapa minggu ini seakan terombang-ambing samudra kerinduan.
Ditahun baru ini kucoba kembali untuk menghimpun segala logika dan akal sehat yang selama ini dikuasai alam bawah sadar, kucoba untuk terus merenungi hidup ku selama ini, apa yang telah kuperbuat, apa yang telah kulakukan...
Aku malu..yah aku malu terhadap perjalanan hidupku yang kurang berguna, perjalanan hidup yang sering dipergunakan untuk hal yang sia-sia, malu terhadap orang tua yang selama ini bekerja super keras demi mewujudkan harapan agar anak-anaknya menjadi orang yang berguna..ku akui aku memang manusia yang lemah, manusia yang mudah terombang-ambing sesuatu yang sifatnya sementara, , aku hanyalah manusia biasa yang tiada daya, manusia yang tidak punya pendirian...tidak ada nya orang yang dikasihi dan mengasihi selalu dijadikan kambing hitam keterpurukan ini, bagaikan tembok raksasa cina yang menghalangi untuk berlari dan bangkit dari ini semua..sederhana...cuma hanya karena belum ada seseorang yang memperhatikan bisa membuat coretan hitam dalam lembaran hidupku, sungguh fantastis...fantastis dalam hal ketololan...dan apa yang kudapatkan sekarang hanyalah topeng dari segala lembaran hitam ini, masuk STPDN, jadi Pegawai Negeri, bisa kuliah S2 lagi menurutku hanyalah keberuntungan semata karena kurasa aku tak pernah bekerja keras untuk mendapatkan itu semua, berbeda dari cerita teman-teman bagaimana perjuangan mereka untuk mendapatkan semua itu, sekali lagi aku malu..

Sebagai manusia aku juga ingin menjadi lebih baik, liburan kali coba kupergunakan untuk terus merenungi perjalanan hidupku, coba kupergunakan untuk menghimpun kekuatan batin merangkul tekad baja, tekad yang selama ini begitu lemah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Moment pergantian tahun Masehi dan Hijriyah serta bertepatan dengan bertambahnya usia beberapa minggu lalu merupakan saat yang tepat untuk menjadi manusia yang lebih baik, mudahan semua harapan ini bisa terwujud, mudahan aku bisa menjadi orang yang berguna bagi Agama, Keluarga, dan Masyarakat, karena kalau tidak ada perubahan sama saja seperi MATI..