Monday, August 18, 2008

17 AGUSTUS


17 Agustus…..Saat yang paling ditunggu2 oleh seluruh masyarakat Indonesia, saat yang sangat bersejarah,hari dimana bangsa Indonesia menyatakan kebebasannya dari penjajahan yang telah lama membuat masyarakat sengsara dan menderita. Efouria 17 gustus begitu gempita menyebar keseluruh pelosok nusantara,seluruh negeri…seluruh elemen masyarakat berlomba2 ikut memeriahkan tanggal bersejarah itu..
Tapi benarkah seluruh elemen masyarakat??benarkah seluruh pelosok negeri??karena pada kenyataannya 17 Agustus hanya berarti bagi orang-orang yang benar2 merasa bangga, merasa haru,merasa berterima kasih kepada perjuangan para pahlawan yang membuat kita generasi sekarang seperti ini, realitanya masih banyak manusia2 yang tak perduli akan jerih payah para pejuang jaman dulu,mereka hanya bisa menikmati tanpa tau terima kasih,malah seperti peristiwa yang saya tonton di salah satu tv swasta bahwa perumahan para pejuang perang akan digusur di daerah Jakarta..adakah yang prihatin??adakah yang meneteskan air mata???saya yakin pasti ada tapi saya harap tidak sekedar prihatin tapi harus dengan aksi nyata…
Minggu 17 Agustus 2008 saya memutuskan untuk tidak mengikuti upacara bendera untuk memperingati proklamasi kemerdekaan..apakah saya tidak nasionalis??apakah saya tidak menghargai perjuangan para pahlawan??
Jum’at dan sabtu tanggal 15 dan 16 agustus hari-hariku hanya diperjalanan menuju desa,badan terasa remuk, tenaga terkuras dan yang tersisa hanyalah semangat untuk membangun desa dan daerah tercinta ini…17 agustus aku harus kembali menuju beberapa desa didaerah Kecamatan Teweh Tengah. Posisi sebagai Penangung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) untuk wilayah Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara membuatku harus meninggalkan upacara proklamasi kemerdekaan karena 27 desa diwilayah kecamatan belumlah selesai dan saya bertekad untuk memenuhi target yang telah saya tetapkan, karena saya tidak ingin pengalaman kecamatan lain yang mengalami keterlambatan sehingga mengganggu tahun anggara berikutnya, desa disini bukanlah desa dipulau jawa yang bisa dicapai begitu mudah tapi desa-desa disini bukan hanya membutuhkan tenaga tapi juga semangat 45 untuk mencapainya..
Dengan sisa2 tenaga, belum lagi saat yang bertepatan dengan puasa nisfu(aku takkan melewatkan puasa karena kata orang-orang tua dulu kalau dalam puasa sunat ini kita merasa nyaman melewatinya maka kita akan nyaman menyongsong bulan ramadhan) aku bersama 3 orang rekan berangkat kedesa, jadwal 17 agustus ini kami akan menuju 4 desa, dan perjalanannya selain menggunakan jalur darat juga harus menggunakan klotok(perahu motor) untuk mencapai salah satu desa…sewaktu diklotok cuaca yang beberapa hari ini kurang bersahabat kembali menunjukkan taringnya..hujan pun turun sangat lebatnya,usaha untuk berlindung pun sia-sia karena memang hanya ada satu buah payung yang menjadi tempat kami berempat berlindung ditengah Sungai Barito ini..tapi hujan bukanlah suatu penghalang daripada meringkuk kedinginan lebih baik bernyanyi-nyanyi dan bercanda dan jadilah kami di perahu motor itu seperti membuat video klip..dan walaupun hp menjadi basah video yang saya hasilkan lewat kamera hp sangatlah menakjubkan..…dan akan menjadi salah satu kenangan yang mengasyikkan..
Walaupun dengan pakaian yang basah kuyup Musyawarah di dua desa akhirnya terlaksana, untunglah masyarakat tidak memperdulikan pakaian basah karena bagi mereka kedatangan kami sangatlah dinantikan untuk kepastian pembangunan desa mereka..rute selanjutnya sangatlah berat karena harus melewati jurang-jurang yang dalam untuk menuju daerah Pegunungan Pararawen..dan dalam perjalanan ini peristiwa yang terjadi sangatlah mendebarkan karena sudah menyangkut nyawa dan hidup mati seseorang..ditengah perjalanan berat yang licin dan penuh lumpur salah seorang rombongan yaitu Fasilitator Kecamatan hampir saja kehilangan nyawa karena tergelincir kejurang, untunglah Tuhan berkata lain karena tanganku sempat menangkap tangannya dan salah seorang rekan juga dengan cepat bisa membantu menarik tangan yang satunya..kami tidak bisa berkata apa-apa hanya ucapan syukur dan doa yang terdengar,perjalanan pun kami lanjutkan..dalam perjalanan pikiranku pun melayang membayangkan bagaimana peristiwa jaman perjuangan,betapa berat hidup mereka keluar masuk hutan demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari cengkraman para penjajah..tapi halanggan dan rintangan dalam perjalanan ini membuat saya merasa bangga mungkin beginilah cara saya menghargai perjuangan para pahlawan untuk mengisi kemerdekaan…semoga INDONESIA makin jaya..MERDEKA..MERDEKA..MERDEKA..
Merdeka dari segala bentuk penjajahan baik fisik maupun mental…SELAMAT ULANG TAHUN INDONESIKU….

1 comment:

humairaa said...

wah... salut dech.. :)
M E R D E K A !!!